sebutkan sesuatu yang biasa orang takuti
Fokuslah pada tempat yang ingin Anda tuju, bukan pada apa yang Anda takuti." - Anthony Robbins "Saya tidak takut pada orang yang telah berlatih 10.000 tendangan sebanyak satu kali, namun saya takut pada orang yang telah berlatih satu tendangan sebanyak 10.000 kali." - Bruce Lee
Sayaberada dalam status quo, lagipun masa tu saya ada anak kecil. Saya tidak mahu melakukan sesuatu yang menyusahkan mereka. (alasan yang biasa ye tak?) Tapi sebenarnya saya takutkan risiko. Saya tak suka perkara yang tak pasti. Saya kurang selesa dengan kekaburan dan ketidakpastian.
Merekamereka yang sudah terbiasa dengan SESAJI merasa kurang percaya diri, mereka sering merasa was-was akan kemungkinan tidak lancarnya atau kemungkinan akan datangnya gangguan atas acara hajatan yang mereka lakukan apabila tidak menyediakan SESAJI terhadap sesuatu yang mereka takuti. SESAJI yang disiapkan orang selain kelengkapan dalam suatu
Usiaumat manusia modern di muka bumi ini sudah menginjak abad ke 29, hal-hal yang dulunya serasa tidak mungkin untuk dilakukan saat telah menjadi biasa, terlihat disetiap atap rumah maupun bangunan lainnya sekarang menggunakan panel surya sebagai sumber resapan energi, begitu juga dengan seluruh kendaraan, tidak ada lagi tiang listrik dengan kabel semrawut, tidak ada lagi asap yang mengotori
Halo Ma! Pada hari ini aku mau sharing tentang 10 Potret Model Rambut yang Nggak Biasa. Biar menarik perhatian dan mencoba sesuatu yang baru, gaya rambut menjadi pilihan yang tepat untuk memberikan kesan kepada orang lain. Mulai dari gaya rambut klasik, era 50-an bahkan yang lagi trendy saat ini bisa coba Mama tirukan. Tampilan gaya rambut
Mit Frauen Flirten Und Sie Verführen. - Rasa takut terhadap sesuatu biasanya dipicu oleh sejumlah faktor, misalnya trauma, pengalaman buruk di masa lalu, hingga laman Very Well Mind, ketakutan adalah emosi manusia yang alami, kuat, dan primitif. Ini melibatkan respons biokimia universal serta respons emosional individu yang tinggi. Ketakutan mengingatkan kita akan adanya bahaya atau ancaman bahaya, baik bahaya itu bersifat fisik maupun ketakutan berasal dari ancaman nyata, tetapi juga bisa berasal dari bahaya yang dibayangkan. Rasa takut juga bisa menjadi gejala dari beberapa kondisi kesehatan mental termasuk gangguan panik, gangguan kecemasan sosial, fobia, dan gangguan stres pascatrauma PTSD.Ketakutan yang dialami seseorang, bisa menghambat berbagai aktivitas dalam kesehariannya, termasuk kesuksesan. Menurut Bussines Insider ketakutan seringkali menahan seseorang untuk memiliki kemajuan dalam hidup. Berikut ini 7 jenis ketakutan yang bisa menghambat kesuksesan seseorang. 1. Takut menerima kritikan Banyak orang yang tidak percaya diri dengan keputusan yang dimilikinya, maka biasanya orang-orang ini cenderung takut akan penilaian orang lain terhadap jalan hidup yang diambil olehnya. Apalagi terkadang, kritikan tersebut datang dari orang-orang terdekat bahkan keluarga. Namun sebaiknya, pikirkan apa yang akan dikatakan orang-orang yang selama ini menilai jika Anda sudah mencapai kesuksesan tersebut. 2. Takut mencoba hal baruKetakutan ini biasanya membuat seseorang tidak berkembang, dan tidak menemukan siapa dirinya dan potensi yang sebenarnya ada di dalam dirinya. 3. Takut menjadi tuaSeringkali seseorang terjebak dalam ketakutan pada angka usia yang dimilikinya. Pada saat datang kesempatan untuk mengembangkan karir, justru yang dipertimbangkan olehnya adalah usia. Padahal ada hal yang lebih penting dari pada usia, yakni keyakinan pada diri sendiri. 4. Takut gagalKetakutan ini biasanya membuat seseorang tidak memiliki kemajuan. Seseorang yang takut gagal, justru tidak mengetahui cara terbaik yang dipakai untuk menggapai kesuksesan. Maka sebetulnya, hal terbaik adalah mencobanya terlebih dahulu. 5. Takut menyinggung orang lainKetakutan ini adalah ketika seseorang tidak berani untuk mulai menunjukkan kemampuannya. Biasanya seseorang yang memiliki ketakutan ini, justru takut dinilai sombong. Padahal, jika seseorang tidak menunjukkan kemampuannya tidak ada yang dapat memahami kemampuannya dengan baik. 6. Takut terlihat bodohHal yang perlu dilakukan adalah mengenal diri sendiri, dan percaya diri terhadap apa yang dilakukan. Seseorang seharusnya menetapkan apa yang ingin dia pakai dan jalankan sehingga hal yang dilakukannya dapat terus terarah. 7. Takut suksesKesempatan untuk sukses sebenarnya selalu tersedia, namun terkadang terdapat ketidakyakinan dalam diri yang membuat seseorang tidak siap untuk menerima kesuksesan tersebut. Alih-alih karena adanya pola pikir bahwa sukses adalah hal yang tidak mungkin untuk didapatkan. Seperti yang dilaporkan dari laman resmi Success, seseorang perlu memberi kesempatan dan ruang untuk memikirkan keputusan terburuk , apabila nantinya keputusan itu terjadi yakinkan pada diri Anda bahwa hal itu tidak apa-apa. Baca juga Apa Itu Ommetaphobia atau Rasa Takut Terhadap Mata? Mengenal Agoraphobia, Ketakutan pada Situasi atau Tempat Tertentu - Kesehatan Kontributor Ega KrisnawatiPenulis Ega KrisnawatiEditor Yandri Daniel Damaledo
Ilustrasi ketakutan. iStockphoto Jakarta Setiap orang tentunya mempunyai ketakutan masing-masing dalam menjalani kehidupan. Bisa saja ketakutan tersebut menjadi besar dan mengambil alih seluruh kehidupan Anda. Ketakutan akan menjadi sesuatu yang terus mengintai hingga Anda merasa tak ada upaya untuk melawannya. Namun, Anda harus mengetahui terlebih dahulu apa yang menyebabkan ketakutan Anda terus muncul. Berikut ini adalah penyebab-penyebab ketakutan seseorang yang seringkali datang dalam kehidupan Sering Merasa Takut Saat Makan Sendirian di Tempat Umum? Mungkin Kamu Alami Fobia Ini Takut Bahagia? Ini Tanda Jika Anda Mengalami Cherophobia Nonton Film Horor hingga Kurang Tidur, Ini 6 Faktor yang Bikin Kerap Mimpi Buruk 1. Rasa Takut Akan Penolakan Banyak orang yang menghindar untuk masuk ke suatu hubungan atau lingkungan yang baru karena takut ditolak. Bahkan seseorang yang sudah menikah pun memiliki ketakutan seperti itu. Dalam kehidupan sehari-hari, bisa saja ketakutan ini sering muncul, seperti Anda takut atasan menolak permintaan kenaikan gaji bahkan takut tak ada seseorang yang tertarik kepada Anda. Pastinya, ketakutan ini jangan dibiarkan berlarut begitu saja. Anda harus melakukan penolakan untuk mengatasi ketakutan tersebut. Hal ini seperti yang dilansir dari Lifehack. 2. Rasa Takut Akan Kegagalan Jika Anda termasuk seseorang yang seperti ini, pastinya Anda tak akan mencoba sesuatu yang baru, kecuali yakin bahwa Anda bisa menang. Pada dasarnya, kegagalan merupakan bagian normal dari kehidupan. Oleh sebab itu, Anda harus belajar untuk menerimanya dan berusaha untuk menemukan kesuksesan Anda karena sebenarnya kegagalanlah yang dapat membantu Anda untuk juga video menarik berikutSejumlah warga di Padang, Sumatera Barat berdemonstrasi di depan hotel tempat turis asal China menginap. Warga ingin para turis diisolasi di bandara dan dikembalikan ke Rasa takut Akan KetidakpastianRasa takut akan ketidakpastian sering menghalangi Anda untuk mencoba sesuatu yang berbeda. Hal ini dapat mencegah untuk mencoba hal-hal yang baru atau melakukan hal-hal berbeda dari cara Anda biasanya. Jangan biarkan ketakutan akan ketidakpastian ini menghambat Anda. 4. Rasa Takut Akan Kesepian Kadang-kadang orang takut akan hidup sendirian bahkan rela untuk berada di dalam hubungan yang buruk. Sangat penting untuk mencari orang-orang sehat serta berinterkasi sosial yang sehat dalam kehidupan Rasa Takut DihakimiSebagian orang merasa khawatir bahwa mereka akan dinilai negatif oleh orang lain. Seseorang yang merasa ketakutan ini sering membesar-besarkan bagaimana orang lain memandang mereka dan meremehkan kemampuan mereka. 6. Rasa takut Akan Ketidakmampuan Ketakutan lainnya yang dimiliki oleh sebagian besar orang adalah perasaan tidak cukup baik. Ketakutan ini sulit untuk dihadapi secara langsung. Anda tak akan pernah berhasil untuk mengatasinya sampai merasa bahwa Anda telah berada di kesuksesan yang sesuai dengan keinginan. Penjelasan ini sesuai dengan lansiran dari Psychology Today. Penulis Salsabila Fauziah Rahman* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Apakah kehidupan kamu sudah bahagia? Sudah tentram? Saya pastikan jawabannya ialah tidak semua orang dapat menjalani hidupnya dengan selalu bahagia. Betul? Tentu saja setiap orang terkadang dilanda perasaan cemas, gelisah bahkan takut berlebihan untuk menghadapi sesuatu yang akan terjadi. Nah, dari ketiga hal tersebut yang paling parah ialah takut untuk menghadapi sesuatu yang akan terjadi. Tidak semua orang dapat mengendalikan rasa takut yang mengikutinya. Memang sih, perasaan takut ialah perasaan yang wajar. Akan tetapi, bukan hal yang wajar jika sesuatu yang ditakuti tidak pantas untuk ditakuti. Hal itu akan memicu timbulnya perasaan negatif yang selalu berada difikirannya dan akan selalu menimbulkan kekhawatiran. Ketakutan yang amat parah seperti hal tersebut dapat disebut dengan fobia atau dalam bahasa inggrisnya ialah phobia. Lalu apa sih efek buruk dari fobia itu sendiri? Iya, dampak buruk dari fobia pada orang yang mengalaminya ialah yang pertama, dapat menghilangkan kedamaian hidup. Tidak percaya? Tentu saja ketakutan yang berlebihan akan mengakibatkan damainya hidupmu berkurang, yang ada malah kekhawatiran yang terus malanda. Sehingga, kamu kurang bisa menikmati hidup. Kedua, fobia dapat menimbulkan penyakit. Semakin kamu memiliki rasa ketakutan yang amat tinggi, otomatis hal itu akann selalu mengganggu fikiran atau otak kamu. Jadi, semua aktifitas yang kamu lakukan akan terganggu dan mengakibatkan munculnya suatu penyakit. Betapa meruginya jika ketakutan seperti itu tidak dapat dibendung. Yuk, mulai sekarang atasi semua ketakutan yang ada pada diri kamu. Berikut ini terdapat sedikit paparan usaha untuk menyembuhkan fobia yang bisa kamu coba. 1. Percaya Pada Diri SendiriRasa takut memang suatu haal yang wajar dan hampir semua orang juga mengalami perasaan seperti itu. Akan tetapi, jika takut yang kamu alami terlalu berlebihan akan menimbulkan dampak tak baik untukmu. Untuk itu, kamu harus ada usaha dan niat untuk menghilangkan rasa takut yang terus menghantuimu. Yaa, setidaknya dengan cara optimis bahwa fobiamu akan segera sembuh. Kalau kamu masih belum bisa percaya diri dalam menghadapinya, hal itu akan menjadi beban pikiran dan akan mengganggu keseharian kamu. Fobia merupakan penyakit yang dapat disembuhakan. Jangan takut, Optimislah! Aku percaya, ketakutan ini akan segera berakhir! 2. Dorongan Dari Keluarga dan Orang TerdekatJangan pernah memiliki rasa takut dan minder ketika berada di tengah-tengan orang terdekatmu. Kamu hanya perlu apa adanya kamu. Jangan pula untuk menutup-nutupi fobiamu dari mereka. Selain dorongan dari diri kamu sendiri, dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekatmu juga berperan penting untuk membantu kamu dan lebih termotivasi untuk segera sembuh. Kamu dapat lebih terbuka tentang diri kamu pada mereka. Kamu bisa meminta saran ataupun bantuan tentang apa yang kamu alami saat ini. Barangkali mereka akan segera membantu dan memberikan saran untuk mengatasi fobia kamu. Ayah, Ibu Aku punya rasa takut berlebihan dengan tempat yang tinggi. Sepertinya Aku fobia dengan ketinggian, bu. Apakah ibu dan ayah mau membantuku mengatasi ketakutanku? Ya, dibutuhkan keterbukaan untuk hal ini. Tapi, pasti keluarga dan orang-orang terdekat kamu akan segera membantu dan mengatasi Cari Tahu Sumber KetakutanmuSesuatu pasti memiliki sebab akibat. Begitu juga dengan fobia, cari tahu tentang sebab penyakit fobia yang kamu alami. Apakah sudah kamu alami sedari dulu? Di mana dan pada saat apa pertama kali ketakutanmu itu muncul? Bagaimana awal mula timbulnya rasa ketakutanmu? Nah, mulai saat ini coba kamu membiasakan diri untuk menghadapi hal-hal yang menjadi sumber ketakutan kamu. Jika kamu bisa membiasakan diri, kamu dapat mengontrol perasaan takut kamu. Sedikit mengurangi rasa takut kamu, coba cari hobi yang mampu membuat kamu melupakan sedikit ketakutanmu dan ikut serta dalam mengikuti sebuah komunitas. Hal itu akan membantumu dalam melupakan sedikit rasa Menjalani Terapi FobiaKamu juga bisa mengatasi fobia kamu dengan mengikuti terapi di orang-orang yang biasanya menangani penyakit fobia. Salah satu upaya yang biasa dilakukan oleh konseling dan psikoterapi yaitu dengan melakukan metode hipnosis, seseorang yang mengidap fobia akan dibimbing untuk menemukan penyebab fobianya, kemudian dilakukan pembelajaran ulang atas peristiwa penyebab fobia tersebut. Dengan pemahaman yang baru mengenai peristiwa traumatis tersebut, berangsur-angsur akan BerdoaJIka kamu sudah menjalani terapi tapi masih belum kunjung sembuh. Cobalah untuk menarik nafas dalam dan perlahan-lahan keluarkan. Ingatkan diri kamu bahwa kamu tidak sedang dalam keadaan bahaya. Berdoalah dan meminta agar kecemasan, kegelisahan dan ketakutanmu agar segera berakhir. Tidak ada yang tidak mungkin menurut Tuhan, bukan? Berdoalah, agar ketakutanmu segera kunjung sembuh. Dan buatlah suatu prinsip bahwa tidak ada yang perlu ditakuti selain Tuhan Yang Maha Esa. Berprinsiplah seperti itu ketika menghadapi sesuatu yang kamu takuti. Yakinlah bahwa kamu akan bisa sembuh dari penyakit fobia atau trauma tahu bahwa fobia dapat mengakibatkan efek buruk pada kita, tetapi kita senantiasa harus selalu meminta perlindungan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar selalu dilindungi kemanapun kita berada. Jangan pula untuk memiliki rasa takut kepada ciptaannya, melainkan milikilah rasa takut kepada Allah SWT. Demikianlah sedikit paparan mengenai fobia dan cara untuk mengatasinya. Terima kasih, semoga bermanfaat. “ “Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.” ”
Dalam keadaan santai, tatkala sedang bersama mahasiswa, ada saja pertanyaan yang diajukan. Kadang pertanyaan itu aneh-aneh. Mungkin saja, lewat pertanyaan itu, mereka sekedar mengoda, atau juga bisa jadi memang serius. Namun bagaimana lagi, pertanyaan itu harus dijawab, sekalipun sekedar untuk menyenangkan. Pada suatu saat, pernah mereka bertanya tentang apa saja yang menjadikan saya takut. Pertanyaan spontan yang mungkin hanya cocok diajukan oleh anak taman kanak-kanak itu, juga saya jawab, bahwa saya hanya takut pada dua hal, yaitu pada saat keadaan gelap dan tatkala sedang sendirian bertemu dengan orang gila. Mungkin oleh karena merasa bahwa jawaban saya tidak sempurna, mereka menanyakan tentang bagaimana terhadap Tuhan, apakah tidak takut. Saya menjelaskan bahwa, saya tidak pernah merasa takut pada Tuhan. Selama ini Tuhan saya persepsikan sebagai Dzat Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Tuhan selalu menolong hamba-Nya, Maha Pemberi rizki, Maha Mengabulkan do'a, Maha Pencipta, dan pemilik sifat-sifat mulia lainnya, maka mengapa saya takut. Hati saya memang kadang tergetar tatkala mendengar nama Tuhan disebut, tetapi tidak bermakna takut, melainkan kagum yang luar biasa. Kembali pada jawaban di muka, bahwa saya hanya takut pada kegelapan dan ketika sedang sendirian bertemu dengan orang gila. Kegelapan tidak saja saya maknai sebagai suasana gelap oleh karena tidak ada sinar, melainkan juga tatkala sedang tidak tahu apa-apa, padahal seharusnya saya mengetahui. Kegelapan juga saya maknai kebodohan. Saya membayangkan bahwa orang yang sedang tidak mengetahui sesuatu atau bodoh adalah sangat menderita. Kepada mahasiswa saya menjelaskan bahwa orang bodoh tidak saja dianggap hina tetapi juga dipermainkan oleh orang pintar. Tatkala tidak mengerti bahwa negerinya memiliki kekayaan luar biasa banyaknya, maka tidak akan mempu memanfaatkannya. Harta kekayaannya dicuri dan sekaligus dihina. Itulah resiko bagi orang yang sedang mengalami kegelapan atau kebodohan. Oleh karena itu, saya merasa takut menjadi bodoh. Lebih lanjut, saya juga menjelaskan bahwa, kesenjangan yang terjadi di masyarakat kita, sebenarnya juga disebabkan oleh adanya perbedaan kemampuan dalam melihat sesuatu. Sebagian melihat dengan terang, sedangkan lainnya tidak mengetahui sama sekali. Sebagian merasakan ada sinar, sehingga mampu melihat, sedangkan sementara yang lain, -karena gelap, tidak mampu melihat potensi dirinya dan berbagai kekayaan negerinya sendiri. Hal lain, sebagaimana yang saya sebutkan di muka, bahwa sesuatu yang saya takuti adalah tatkala sendirian bertemu dengan orang gila. Mereka itu selalu saya persepsi sebagai orang yang tidak berakal. Orang yang dalam keadaan seperti itu tidak akan bisa diajak berdialog, kompromi, atau membuat kesepakatan yang saling menguntungkan. Orang gila juga akan mengamuk dan melakukan apa saja yang mereka mau. Bagi saya, orang yang tidak berakal sangat menakutkan. Oleh karena itu, bertemu dengan orang gila juga saya maknai bertemu dengan orang yang tidak mau menggunakan akalnya. Mungkin saja seseorang berakal, tetapi suatu ketika, misalnya sedang dalam keadaan emosi, marah, dan atau sejenisnya, akalnya tidak difungsikan. Orang yang dalam keadaan seperti itu, akan selalu membahayakan, setidak-tidaknya bisa merugikan orang lain. Saya termasuk menjadi orang yang tidak mau dirugikan itu. Mahasiswa yang sedang mengajak berbincang-bincang santai itu, akhirnya tampak menjadi paham, bahwa sekalipun pertanyaannya sederhana, tetapi saya bawa pada jawaban yang mendasar, yaitu tentang betapa pentingnya pengetahuan dan akal sehat. Orang yang tidak berilmu sama artinya dengan orang yang berada pada suasana kegelapan. Demikian pula, orang gila juga mirip dengan orang yang tidak berakal. Kedua-duanya membahayakan dan juga menakutkan. Karena itu, keduanya harus dihindari. Wallahu a'lam.
Salah satu perbedaan rasa takut dan fobia adalah gejala yang muncul ketika berhadapan dengan objek yang ditakuti. Tak hanya memengaruhi kondisi psikis seseorang, fobia juga dapat memberikan dampak pada fisik. Ketika merasa gugup dan takut, terkadang orang-orang mengalami gejala fisik seperti jantung berdebar-debar atau keringat dingin. Namun, gejala-gejala tersebut akan terasa lebih parah pada orang-orang yang memiliki fobia. Fobia dapat membuat pengidapnya mengalami sesak napas, sensasi nyeri di dada, pusing, dan mual saat menghadapi sesuatu yang ditakuti. Tak sedikit dari mereka yang sampai pingsan. 2. Perbedaan respons terhadap objek yang ditakuti Respons yang muncul ketika Anda dekat dengan objek yang ditakuti juga akan berbeda dengan fobia. Ketika dihadapkan pada objek yang membuat takut, kondisi psikis Anda tidak akan terlalu terpengaruh. Berhadapan dengan objek atau situasi yang menakutkan akan tetap membuat Anda merasa tak nyaman. Namun, Anda masih bisa mengatasi rasa takut tersebut. Sebagai contoh, bila Anda takut naik pesawat, Anda akan menenangkan diri dengan membaca buku di pesawat atau berdoa sebelum terbang. Sementara itu, bila Anda memiliki fobia, respons Anda tentunya akan lebih ekstrem. Anda akan berkeringat, gemetar, menangis, atau gejala lainnya yang semakin memburuk ketika penerbangan mengalami turbulensi. Anda bisa jadi tidak mau naik pesawat sama sekali. Nantinya, Anda akan berusaha untuk menghindari bepergian dengan pesawat, bahkan membatalkan liburan atau perjalanan bisnis bila tidak ada transportasi alternatif. Anda juga bisa merasa cemas walau hanya pergi ke bandara. 3. Fobia dapat muncul tanpa pemicu Perbedaan lain yang cukup mencolok antara fobia dan rasa takut adalah bagaimana kondisi keduanya muncul. Normalnya, perasaan takut baru muncul ketika Anda berhadapan dengan objek atau situasi yang Anda takuti. Di sisi lain, orang-orang yang fobia dapat merasa cemas berlebihan tanpa harus berhadapan dengan objek yang ditakuti. Bahkan, dengan memikirkannya saja, seseorang dengan fobia dapat bereaksi atau mengalami gejala-gejala yang biasa terjadi ketika mereka ketakutan. Bagaimana cara mengatasi fobia? Setelah mengetahui perbedaan rasa takut dan fobia, Anda tentu juga perlu mengetahui bagaimana cara mengatasinya. Ya, rasa takut berlebihan atau fobia dapat diatasi dengan menjalani cognitive behavioral therapy CBT. Terapi ini dilakukan untuk mengidentifikasi, memahami, hingga mengubah pola pikir dan perilaku penderita fobia. Cognitive Behavioral Therapy CBT biasanya digabungkan dengan metode yang dapat membuat penderita fobia menghadapi ketakutannya tersebut. Terapi ini bertujuan agar si penderita memahami sejauh mana mereka dapat menghadapi ketakutan mereka. Cara ini juga bisa menjadi petunjuk bahwa objek tersebut tidak semenyeramkan yang mereka pikirkan. Walaupun hasilnya tidak instan, orang yang menderita fobia dan menjalani CBT akan mendapatkan manfaatnya bila mereka konsisten dan disiplin saat menjalani terapi.
sebutkan sesuatu yang biasa orang takuti